Perkembangan bayi di masa awal dipengaruhi oleh berbagai hal seperti bagaimana asupan makanan seperti ASI atau MPASI, selain itu tidak adanya gangguan seperti masalah alergi sedikit banyak juga turut berpengaruh. Bayi yang mengalami alergi dapat terlihat dari berbagai gejala yang ditimbulkan, secara mudah misalnya dengan munculnya ruam-ruam atau bintik merah disekitar kulit bayi. Jika dibiarkan dan alerginya sangat parah tentunya bisa beresiko yang lebih parah sehingga bagi orang tua menjadi penting mengetahui apa saja penyebab alergi pada bayi.
Anak yang memiliki alergi bisa disebabkan karena berbagai hal seperti sensitivitas terhadap suatu zat tertentu seperti udara, perubahan cuaca, makanan, dan yang lainnya. Secara lebih jelasnya berikut ini diantara berbagai penyebab alergi pada bayi yang secara umum sering dialami anak.
- Adanya faktor genetik. Mereka yang orang tuanya mempunyai riwayat alergi kemungkinan besar pada anaknya juga memiliki resiko alergi, terutama pada garis pertama untuk riwayat alergi. Bahkan untuk faktor genetik ini memiliki mekanisme yang kompleks dengan melibatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa memicu akan bagaimana tingkat keparahannya. Walaupun begitu bagi orang tuanya yang tidak memiliki riwayat alergi tetap juga memiliki resiko terkena alergi pada anak-anaknya sekitar 1-11%.
- Faktor lingkungan tempat tinggal. Dimana anak tinggal juga dapat berpengaruh akan terjadinya alergi. Tingkat polusi yang tinggi pada suatu wilayah selain berdampak pada alergi secara lebih parah juga dapat menyebabkan kematian. Untuk alergi dari lingkungan ini sendiri dapat dibagi menjadi dua. Pertama, berupa polutan luar ruangan seperti jamur, serbuk sari, alga, asap (asap rokok), debu dan yang lainnya. Kedua, polutan yang berasal dari dalam ruangan bisa berasal dari hewan peliharaan seperti kucing, anjing, tungau, kecoa, dan yang lainnya. Alergi yang berasal dari lingkungan ini biasanya erat kaitannya dengan penyakit asma, infeksi saluran nafas akut, dan yang lainnya.
- Terjadinya perubahan cuaca. Faktor perubahan cuaca juga bisa memicu terjadinya alergi misalnya kecepatan angin, kelembaban, dan yang lainnya. Dengan perubahan cuaca ini memicu resiko yang untuk alergi si kecil dengan adanya gangguan saluran pernapasan.
- Migrasi. Adanya migrasi atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya juga bisa berdampak pada alergi yang baru. Dengan adanya perpindahan ini membawa dampak genetik terhadap alergi tertentu karena adanya jenis polutan baru dengan perubahan strukturnya. Adanya migrasi juga membawa lingkungan yang baru dengan kebiasan makan yang baru pula sehingga bisa berdampak pula pada kesehatan.
- Pengaruh dari sosial ekonomi. Adanya faktor sosial dan ekonomi secara tidak langsung juga turut berpengaruh akan terjadinya alergi. Kondisi ekonomi yang rendah menyebabkan penurunan akan kondisi mental, psikososial, dan nantinya berakibat pada imunitas tubuh yang lemah. Kondisi ekonomi yang rendah juga berdampak pada kualitas lingkungan yang kurang terjaga sehingga membuatnya menjadi rentan terhadap alergen. Walaupun begitu untuk faktor sosial ekonomi ini juga bisa terjadi pada mereka yang berada pada tingkat sosial ekonomi tinggi karena berkaitan dengan kemudahan dalam mengkonsumsi berbagai jenis makanan sehingga berdampak pada kesehatan.
- Adanya sumber atau jenis alergen lainnya. Alergi tertentu yang menyebabkan penyakit seperti asma, rhinitis dan juga eksim atopik bisa tergantung dari jenis alergennya. Jenis alergen tertentu bisa berdampak serius pada seseorang namun tidak ada pengaruhnya pada orang-orang tertentu. Pada anak misalnya jenis makanan tertentu seperti kedelai gandum, kacang tanah, dan bahan-bahan makanan tertentu bisa menyebabkan alergi namun juga untuk anak yang lainnya tidak berpengaruh sama sekali.